Sabtu, 06 Oktober 2012

ETIKA DI MASYARAKAT -- tugas tambahan etika profesi minggu ke-2

SMA 6 dan 70 anggap tawuran sebagai budaya

Sebanyak 22 orang siswa dari SMA 6 dan SMA 70 diperiksa sebagai saksi terkait tawuran pelajar di Bulungan, Jakarta Selatan. Dari pengakuan mereka kepada penyidik, tawuran memang jadi budaya di sekolah mereka.
"Dalam keterangan mereka, yang menjadi pemicu penyebab tawuran, adalah menganggap suatu budaya, tawuran merupakan kebudayaan mereka," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Hermawan, di kantornya, Jakarta, Senin (1/10).
Budaya itu kerap dilakukan untuk mempertahankan wilayah kekuasaan mereka agar tak kuasai sekolah lain. Jadi, jika ada siswa SMA 6 masuk ke area Jalan Bulungan berarti sebuah tanda penyerangan bagi SMA 70. Sebaliknya, jika anak SMA 70 memasuki Jalan Mahakam juga dianggap sebagai penyerangan.
"Selain budaya, mereka juga penguasaan wilayah, jelas hal itu salah," paparnya.
Terkait tes narkoba yang dilakukan pada para tersangka tawuran, untuk FR sendiri hasilnya dinyatakan negatif. Sedangkan AD, tersangka utama dalam kasus tawuran SMA Yayasan Karya 66 dengan SMK Kartika Zeni hasilnya positif menggunakan narkotika jenis ganja, yang digunakan sebelum tawuran.
"Hasil pemeriksaan narkoba dari tersangka FR narkotikanya nihil, tidak terkait dengan narkoba," jelas Hermawan.

Menurut pendapat saya, kasus diatas merupakan salah satu wujud nyata minimnya etika yang dimiliki oleh sebagian pelajar. Memandang tawuran sebagai salah satu budaya adalah hal yang miris. Peranan berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam membentuk etika pelajar. Pendidikan di sekolah harusnya dapat menjadi sarana untuk pembentukan etika sejak dini salah satunya melalui pendidikan agama. Namun tidak hanya itu, selain sekolah peran aktif orang tua dan lingkungan serta pemerintah juga sangat diperlukan untuk membentuk generasi muda yang berakhlak serta memiliki etika yang baik. Banyak pihak yang menganggap etika hanya menjadi tanggung jawab sekolah, padahal semua pihak harusnya dapat memberikan peranan yang cukup untuk pembentukan etika generasi muda. Jika hal ini tidak segera dibenahi, generasi muda akan mengalami krisis etika yan nantinya tidak hanya merugikan diri sendiri tapi juga dapat merugikan orang lain atau bahkan merugikan Negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar