Sabtu, 08 Juni 2013

tugas jurnal 1 akuntansi internasional



ANALISIS BIAYA, VOLUME, LABA, DAN TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT BANTU MENGHITUNG LABA JANGKA PENDEK PADA
KONVEKSI KANAYA


Abstrak

Perusahaan selalu mengharapkan laba yang semakin meningkat dari produksi sebelumnya. Dalam hal ini perusahaan dapat menggunakan analisis biaya, volume, laba dan titik impas sebagai alat bantu yang dapat mempermudah menghitung laba serta pertambahan produksi yang harus dilakukan perusahaan dalam mencapai target laba yang diinginkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui titik impas, batas keamanan, tuasan operasi, titik penutupan perusahaan serta target laba yang diinginkan Konveksi Kanaya. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, Konveksi kanaya mencapai titik impas pada 124 potong pakaian atau saat penjualan perusahaan sebesar Rp 8.075.388; batas keamanan sebesar Rp 30.924.612 tuasan operasi 1 kali dan titik penutupan usaha sebesar 99 potong pakaian atau Rp6.457.257 . Jika perusahaan menghendaki laba 30% pada bulan berikutnya yaitu menjadi Rp 13.167.700 maka perusahaan harus menambah produksinya menjadi 743 potong pakaian

Kata Kunci: Analisis Biaya, Volume, Laba, Titik Impas, Perhitungan Laba


PENDAHULUAN

Pada umumnya, tujuan setiap perusahaan dalam kegiatannya adalah memperoleh laba. Laba seringkali dijadikan tolak ukur berhasil atau tidaknya perusahan. Perusahaan harus teliti dalam merencanakan dan memutuskan kebijakan yang harus dijalankan selama proses produksi.
Tingkat laba yang tinggi sering dikaitkan dengan harga jual yang tinggi. Padahal ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi laba suatu perusahaan selain harga jual produk, diantaranya adalah volume penjualan produk serta biaya. Ketiga faktor saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain.
Biaya adalah salah satu faktor paling penting dalam menentukan harga jual. Harga jual akan mempengaruhi volume pejualan, volume penjualan mempengaruhi volume produksi selanjutnya, kemudian volume produksi akan mempengaruhi biaya, dan seterusnya.
Dalam hal ini pihak perusahaan dapat menggunakan analisis biaya, volume, dan laba serta break event point (BEP) atau analisis titik impas. Kedua analisis ini dapat dijadikan alat bantu dalam menghitung laba perusahaan dalam jangka pendek di masa yang akan datang.


TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2006 : 206) "Analisis biaya, volume, dan laba (cost, volume, and profit = CVP) adalah suatu analisi untuk mengetahui hubungan antara biaya, volume penjualan, laba dan bauran produk untuk encapai tingkat laba yang diinginkan".
Selain itu analisis biaya, volume dan laba data digunakan untuk hal-hal berikut :
1.      Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian
2.      Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu
3.      Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian
4.      Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan
5.      Menentukan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai jumlah laba yang ditargetkan
Perusahaan yang menggunakan analisis CVP dapat memperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut :
1.      Analisis CVP didasarkan pada asumsi beikut ini : bahwa semua biaya dapat dipisahkan menjadi bagian yang variabel dan bagian yang tetap, dan bahwa total biaya tetap dalah konstan sepanjang rentang analisis, dan total biaya variabel berubah secara proporsional terhadap perubahan dalam volume.
2.      Penjualan yang jatuh dibawah titik impas akan mengakibatkan perusahaan rugi, dengan anlisis CVP perusahaan dapat menentukan margin of safety, yang mengindikasikan berapa banyak penjualan dapat turun dari tingkat yang ditargetkan sebelum perusahaan mengalami kerugian.
3.      Perusahaan dapat menentukan volume penjualan dan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai target laba.
Analisis CVP juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
1.      Data untuk analisis CVP tidak dapat diambil langsung dari laporan laba rugi berdasarkan perhitungan biaya penyerapan penuh, karena dampak dari aktivitas atas biaya tidak dapat ditentukan secara langsung.
2.      Adanya ketidakpastian yang signifikan pada anlisis CVP yaitu dari faktor – faktor model CVP, harga, tingkat penjualan yang diharapkan, biaya variabel, dan biaya tetap sehingga manajer enggan mengambil resiko tersebut.

Analisis Titik Impas atau Break Event Point (BEP)
Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2006 : 207), “Analisis titik impas atau break event point (BEP) adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk mengetahui pada volume penjualan dan produksi berapakah suatu perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak memperoleh laba”. Perngertian lain juga disampaikan oleh Mulyadi (2001 ; 232), “Analisis impas merupakan suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba”. Dengan kata lain, titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan ang pendapatan penjualannya sama dengan jumlah total biayanya.

Batas Keamanan atau Margin of Safety (MOS)
            Batas keamanan (margin of safety) merupakan hasil penjualan pada tingkat titik impas dihubungkan dengan penjualan yang dianggarkan atau penjualan pada tingkat tertentu, maka akan di dapat informasi seberapa jauh volume penjualan boleh turun sehingga perusahaan tidak menderita kerugian. hubungan atau selisih antara penjualan dianggarkan atau tingkat penjualan tertentu dengan penjualan titik impas disebut dengan batas keamanan bagi perusahaan dalam melakukan penurunan penjualan.
Batas keamanan dinyatakan dalam presentasi dari penjualan yang disebut Rasio Batas Keamanan (Margin of Safety – MOS)

Tuasan Operasi atau Degree of Leverge (DOL)
Tuasan operasi atau degree od leverage merupakan pengukuran yang mengacu pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kenaikan laba apabila terdapat perubahan volume penjualan. Perusahaan yang memiliki tuasan operasi yang tinggi maka labanya sangat sensitif atau peka terhadap perubahan penjualan.

Titik Penutupan Usaha atau Shut-down Point (SDP)
              Menurut Dr Darsono Prawiro Negoro dan Ari Perwanti ( 2009: 249) "Titik Penutupan usaha yaitu informasi yang dibutuhkan oleh manajemen tentang berapa jumlah nilai penjualan minimum sehingga perusahaan tidak layak untuk dilanjutkan". Suatu usaha harus dihentikan apabila pendapatan yang diperoleh tidak dapat menutupi biaya tunainya.


METODE PENELITIAN

Metode penelitian menggunakan analisis kuantitatif dan tidak terlepas dari analisis deskriptif yang penggunaanya dituangkan dalam bentuk tabel dan grafik.
Alat analisis yang digunakan penulis antara lain sebagai berikut :
a.       Perhitungan Titik Impas atau Break Event Point (BEP) Multiproduk
Text Box: BEP multiproduk dalam satuan unit =
Biaya Tetap
---------------------------------------------------------------------------------
(L.kontribusia /unit x Proporsia) + (L.kontribusib / unit x Proporsib)

BEP multiproduk dalam rupiah =
Biaya tetap
-----------------------------
Rasio laba kontribusi
b.      Perhitungan Batas Keamanan atau Margin of Safety (MOS)
           Text Box: MOS (Rp) = Penjualan yang Dianggarkan – Penjualan BEP
c.       Perhitungan Tuasan Operasi atau Degree of Leverge (DOL)
Text Box:              Laba Kontribusi
DOL = -------------------------
                 Laba Bersih
d.      Perhitungan Titik Penutupan Usaha atau Shut Down Point (SDP)
Text Box:                     Biaya Tetap Tunai
SDP = ----------------------------------------
                 Rasio Laba Kontribusi
e.       Perhitungan Target Laba Perusahaan
Text Box:                                        Biaya tetap + Laba Target
Penjualan Target = ------------------------------------
       Laba Kontribusi per unit

PEMBAHASAN

Konveksi Kanaya bergerak dalam bidang tekstil dimana setiap bulannya konveksi kanaya memproduksi pakaian wanita. Setiap bulannya, konveksi Kanaya memproduksi dua macam model pakaian wanita sebanyak 50 lusin atau 600 potong pakaian. Produksi konveksi Kanaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Produksi Konveksi Kanaya
Jenis Produksi
Jumlah Produksi
Kemeja
360 potong
Dress
240 potong
Jumlah Produksi
600 potong
Sumber : Konveksi Kanaya

Perincian Biaya Produksi
Berikut ini adalah rincian biaya produksi untuk membuat 600 potong pakaian wanita.
1.      Biaya Bahan Baku
a.       Biaya Bahan Baku Kemeja
Biaya Bahan Baku Kemeja
No
Bahan
Kuantitas
@ Harga
Jumlah
1.
Kain katun rayon
·         Merah muda
·         Kuning
·         Ungu

126 yard
180 yard
234 yard


Rp16000/yard

Rp   2.016.000
Rp   2.880.000
Rp   3.744.000
 TOTAL
540 yard

Rp   8.640.000


2.
Benang
       60 pcs
Rp 1.000/pcs
Rp        60.000
3.
Kancing
2160 pcs
Rp    550/pcs
Rp   1.188.000
4.
Karet
     360 pcs
Rp    500/m
Rp      180.000
5.
Bisband
     180 pcs
Rp 2.500/m
Rp      450.000
6.
Kain keras
108 yard
Rp 6000/yard
Rp      648.000
Total Biaya Bahan Baku Kemeja
Rp 11.166.000
            Sumber : Konveksi Kanaya
Keterangan :
·         1 yard kain = 0,9144 meter
·         1 potong kemeja memerlukan 1,5 yard kain atau 1,3716 meter kain

b.      Biaya Bahan Baku Dress
Biaya Bahan Baku Dress
No.
Bahan
Kuantitas
@ Harga
Jumlah
1.
Bahan katun motif
264 yard
Rp15.000/yard
Rp3.960.000
2.
Benang
     70 pcs
Rp  1.000/pcs
Rp     70.000
3.
Benang karet
 1200 pcs
Rp     550/pcs
Rp   660.000
4.
Kancing
   240 pcs
Rp  2.000/pcs
Rp   480.000
5.
Backle bra
 240 pasang
Rp1.000/pasang
Rp   240.000
Total Biaya Bahan Baku Dress
Rp5.410.000
            Sumber : Konveksi Kanaya

Keterangan :
·         1 yard kain = 0,9144 meter
·         1 potong dress memerlukan 1,1 yard kain atau 1,00584 meter kain

2.      Biaya Tenaga Kerja
Konveksi Kanaya mempekerjakan 13 orang karyawan yang dengan gaji setiap bulannya berbeda-beda sesuai dengan bidangnya.
Biaya Tenaga Kerja
No
Tenaga Kerja
Banyak karyawan
Biaya tenaga kerja
Jumlah
1.
Bagian pola dan pemotongan

1 orang

Rp25.000/hari

Rp     750.000
2.
Bagian penjahitan
8 orang
Rp8000/potong
Rp  4.800.000
3.
Bagian finishing
1 orang
Rp25.000/hari
Rp     750.000
4.
Bagian Ironing
2 orang
Rp25.000/hari
Rp  1.500.000
5.
Bagian Quality Control
1 orang
Rp30.000/hari
Rp    900.000
Total Biaya Tenaga Kerja
Rp  8.700.000
Sumber : Konveksi Kanaya

3.      Biaya Overhead Pabrik
a.       Biaya Bahan Penolong
Biaya Penolong
No
Bahan Penolong
Kuantitas
@ Harga
Jumlah
1.
Jarum
2 lusin
Rp10.000/lusin
Rp  20.0000
2.
Gas untuk ironing
3 tabung
Rp75.000/tabung
Rp  225.000
3.
Plastik Kemasan
600 lembar
Rp    200/lembar
Rp120.000
Total Biaya Penolong
Rp365.000
            Sumber : Konveksi Kanaya

b.      Biaya Depresiasi
Biaya depresiasi untuk setiap peralatan yang digunakan konveksi Kanaya dalam memproduksi pakaian dihitung dengan menggunakan metode garis lurus untuk setiap tahun
                                                Harga Perolehan – Nilai Residu
Penyusutan per tahun =
                                                            Umur Ekonomis

Biaya Depresiasi Peralatan
No.
Peralatan
Kuantitas
Biaya Depresiasi / buah
Jumlah
1.
Meja potong
1 buah
           Rp  35.000
Rp  35.000
2.
Mesin potong
1 buah
           Rp  77.750
Rp  77.750
3.
Mesin obras
1 buah
           Rp  35.000
Rp  35.000
4.
Mesin jahit
8 buah
           Rp  22.500
Rp180.000
5.
Mesin neci
1 buah
           Rp  22.500
Rp  22.500
6.
Mesin pasang kancing
1 buah
           Rp102.000
Rp102.000
7.
Mesin setrika uap
1 buah
           Rp  77.500
Rp   77.750
Total Biaya Depresiasi
Rp530.000

c.       Biaya Sewa Gedung
Konveksi Kanaya menyewa sebuah ruko dengan harga Rp1.850.000 per bulan
d.      Biaya Listrik dan Telepon
Setiap bulannya biaya listrik yang dikeluarkan konveksi Kanaya adalah sebesar Rp750.000, dimana Rp225.000 berupa abodemen, sedangkan untuk biaya telepon biaya yang dikeluarka sebesar Rp100.000, dimana Rp40.000 berupa abodemen.

Penggolongan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Adapun Penggolongan biaya tetap dan biaya variabel dalam konveksi kanaya adalah sebagai berikut :
Rincian Penggolongan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
No
Keterangan
Biaya Tetap
Biaya Variabel
1.
Biaya bahan baku
·         Kemeja
·         Dress



Rp 11.166.000
Rp   5.410.000
2.
Biaya tenaga kerja

Rp   8.700.000
3.
Biaya bahan penolong

Rp      365.000
4.
Biaya depresiasi
Rp   530.000

5.
Biaya sewa gedung
Rp1.850.000

6.
Biaya listrik
Rp   225.000
Rp      525.000
7.
Biaya telepon
Rp     40.000
Rp        60.000
Total
Rp2.645.000
Rp 26.226.000
            Sumber : Konveksi Kanaya

Alokasi Biaya
Pengalokasi biaya dilakukan untuk mempermudah dalam melihat rician biaya tetap dan biaya variabel sesuai dengan persentase dua macam pakaian wanita yang diproduksi. Proporsi produksi dua macam pakaian wanita disajikan dalam bentuk persentase sebagai berikut

Proporsi Produksi
No
Jenis Produksi
Kuantitas
Persentase
1.
Kemeja
360 potong
360
----- x 100% = 60%
600
2.
Dress
240 potong
240
----- x 100% = 40%
600
Total
600 potong
100 %

Alokasi Biaya


Pembebanan

Jumlah
(100%)
600 potong
No.
Keterangan
Kemeja
(60%)
360 potong
Dress
(40%)
240 potong

Biaya Tetap



1.
Biaya depresiasi
Rp    318.000
Rp   212.000
Rp   530.000
2.
Biaya sewa gedung
Rp1.110.000
Rp   740.000
Rp1.850.000
3.
Biaya listrik
Rp   135.000
Rp     90.000  
Rp   225.000
4.
Biaya telepon
Rp     24.000
Rp     16.000
Rp     40.000
Total Biaya Tetap
Rp1.587.000
Rp1.058.000
Rp2.645.000

Biaya Variabel



1.
Biaya bahan baku
·         Kemeja
·         Dress

Rp 11.166.000



Rp   5.410.000

Rp 11.166.000
Rp   5.410.000
2.
Biaya tenaga kerja
Rp   5.220.000
Rp   3.480.000
Rp 8.700.000
3.
Biaya bahan penolong
Rp      219.000
Rp      146.000
Rp      365.000
4.
Biaya listrik
Rp      315.000
Rp      210.000
Rp      525.000
5.
Biaya telepon
Rp        36.000
Rp        24.000
Rp        60.000
Total Biaya Variabel
Rp 16.956.000
Rp   9.270.000 
Rp 26.226.000
Sumber : Konveksi Kanaya


Perhitungan Laba April 2012
Dibawah ini adalah data penjualan dan biaya konveksi Kanaya pada bulan April 2012 :
Data Penjualan dan Biaya

Ket.
Kemeja
Dress
TOTAL
Per unit
Jumlah
Per unit
Jumlah

Produksi



360 potong



240 potong


600 potong
Harga Jual
Rp75.000
Rp27.000.000
Rp50.000
Rp12.000.000
Rp39.000.000
B.variabel
Rp47.100
Rp16.956.000
Rp38.625
Rp  9.270.000
Rp26.226.000
Laba  kontribusi

Rp27.900

Rp10.044.000

Rp11.375

Rp  2.730.000

Rp12.774.000
Biaya tetap





Rp2.645.000
Dari data diatas kita dapat menyusun laporan laba/rugi pada bulan April 2012 adalah sebagai berikut:
Laporan Laba/Rugi Konveksi Kanaya April 2012
Keterangan
Kemeja
Dress
Total
Volume penjualan
360 potong
240 potong
600 potong
Harga jual / potong
Rp75.000
Rp50.000

TOTAL PENJUALAN

Rp 27.000.000

Rp 12.000.000

Rp 39.000.000
Biaya variabel
(Rp16.956.000)
(Rp  9.270.000)
(Rp26.226.000)
LABA
KONTRIBUSI

Rp10.044.000

Rp  2.730.000

Rp 12.774.000
Biaya tetap
(Rp1.587.000)
(Rp1.058.000)
(Rp  2.645.000)
LABA BERSIH
Rp  8.457.000
Rp 1.672.000
Rp 10.129.000

Perhitungan Titik Impas atau Break Even Point (BEP) Multiproduk
BEP multiproduk dalam satuan unit =
Biaya Tetap
----------------------------------------------------------------------------------------------
(L.kontribusia per unit x Proporsia) + (L.kontribusib per unit x Proporsib)

                                                                            Rp 2.645.000
BEP multiproduk (unit)          = --------------------------------------------------------
                                                     (Rp 27.900 x 60%) + (Rp 11.375 x 40%)

                                                                   Rp2.645.000
                                                = ----------------------------------------
                                                           Rp 16.740 + Rp 4.550

                                                        Rp2.645.000
                                                = ---------------------------
                                                           Rp 21.290             à laba kontribusi per unit 

BEP multiproduk                    = 124.2367309 124 potong
·         BEP multiproduk kemeja        = 124 x 60% = 74.4 74 potong
·         BEP multiproduk dress           = 124 x 40% = 49.6 ≈ 50 potong

BEP multiproduk dalam rupiah =
Biaya tetap
-----------------
Rasio laba kontribusi


                                                    Laba Kontribusi
Rasio Laba Kontribusi            = --------------------- x 100%
                                                         Penjualan

                                                = Rp12.774.000
                                                  --------------------- x100%
                                                   Rp39.000.000

                                                = 32.7538462 % ≈ 33%
                                                   Rp2.645.000
BEP multiproduk (rupiah)      = ---------------------
                                                            33%
                                                = Rp 8.075.387,51 ≈ Rp 8.075.388

BEP multiproduk dalam rupiah juga dapat dihitung dengan menggunakan BEP multiproduk dalam satuan sesuai dengan harga jual produk per unit

·         BEP multiproduk kemeja        = Rp 75.000 x 74 potong à pembulatan
                                                            = Rp 5.590.653
·         BEP multiproduk dress           = Rp 50.000 x 50 potong à pembulatan
                                                            = Rp 2.484.735
·         BEP multiproduk dalam rupiah
            Rp 5.590.653 + Rp 2.484.735 = Rp 8.075.388

PEMBUKTIAN
(Pembuktian dihitung dengan menggunakan hasil sebelum pembulatan)
Penjualan
·         kemeja (74* x Rp75.000)                      Rp5.590.653
·         dress    (50* x Rp50.000)                      Rp2.484.735
Total Penjualan                                                                             Rp8.075.388
Biaya Variabel
·         kemeja (74* x Rp47.100)                     Rp3.510.930
·         dress    (50* x Rp38.625)                      Rp1.919.457
Total Biaya Variabel                                                                    (Rp5.430.388)
Laba Kontribusi                                                                                  Rp2.645.000
Biaya Tetap                                                                                        (Rp2.645.000)
                                                                                                                      0
*hasil pembulatan
Dari perhitungan kedua produk diatas dapat diketahui bahwa perusahaan akan mencapai titik impas yaitu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami untung maupun rugi saat perusahaan memproduksi 124 potong pakaian atau saat penjualan perusahaan sebesar Rp 8.075.388,-

Perhitungan Batas Keamanan atau Margin of Safety (MOS)
       Data diatas dapat digunakan untuk menghitung Margin od Safety atau titik dimana volume penjualan maksimum boleh turun namun perusahaan tidak mengalami kerugian
MOS (Rp)      = Penjualan yang Dianggarkan – Penjualan BEP
                        = Rp 39.000.000 – Rp 8.075.388
                        = Rp 30.924.612

                             Penjualan yang Dianggarkan – Penjualan BEP
MOS (%)        = ------------------------------------------------------------------- x 100%
                                                 Penjualan yang Dianggarkan

                                    Rp39.000.000Rp8.075.388
                        = ---------------------------------------------------- x 100%
                                                    Rp39.000.000

                        = 79,2938782 % ≈  79 %        
Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa perusahaan boleh menurunkan volume penjualannya sebesar 79% atau sebesar Rp 30.924.612 tanpa harus menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Perhitungan Tuasan Operasi atau Degree of Leverge (DOL)
       Suatu ukuran pada tingkat penjualan tertentu, seberapa besar prosentase perubahan volume penjualan akan mempengaruhi laba. Perhitungan ini dilakukan untuk melihat seberapa sensitif laba terhadap perubahan penjualan
                                    Laba Kontribusi
DOL               = ------------------------------------
                                        Laba Bersih

                                    Rp 12.774.000
                        = -----------------------------------
                                    Rp 10.129.000

                        = 1,261131405 ≈ 1
Dari perhitungan kedua produk dapat dilihat bahwa degree of laverage pada bulan April sebanyak 1 . Hal ini berarti setiap perubahan penjualan sebanyak 1% akan mempengaruhi laba sebesar 1% .

Perhitungan Titik Penutupan Usaha atau Shut Down Point (SDP)
       Shut Down Point adalah titik dimana perusahaan sebaiknya menghentikan usahanya karena perusahaan sudah tidak mampu lagi untuk menutup biaya tunai tahun berjalan.
                                     Biaya Tetap Tunai
SDP (Unit)     = -----------------------------------------
                                 Laba Kontribusi per unit

                                 Biaya Tetap Tunai
SDP (Rp)        = -----------------------------------
                             Rasio Laba Kontribusi

Data Biaya Tetap Tunai
No.
Keterangan
Biaya Tetap
1.
Biaya Sewa Gedung
Rp 1.850.000
2.
Biaya Listrik
Rp    225.000
3.
Biaya Telepon
Rp      40.000
Total
Rp 2.115.000

                                Rp 2.115.000
SDP (Unit)      = ---------------------------
                                  Rp 21.290
                        = 99,34 unit ≈ 99 potong
·         Kemeja            = 99 x 60 %     = 59,61 ≈ 59 potong
·         Dress               = 99 x 40 %     = 39,74 ≈ 40 potong

                                Rp 2.115.000
SDP (Rp)        = --------------------------- = Rp6.457.256,928 ≈ Rp6.457.257
                                       33%
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa perusahaan sebaiknya menghentikan usahanya saat pendapatan penjualan perusahaan berada pada titik penutupan usaha sebesar Rp6.457.257 atau 99 potong dengan komposisi 59 potong kemeja dan 40 potong dress

Perhitungan Target Laba Perusahaan
       Dalam melakukan proses produksi setiap bulan, suatu perusahaan pasti mempunyai target laba yang akan diakan dicapai perusahaan pada bulan berikutnya. Dalam hal ini konveksi Kanaya menargetkan pencapaian laba dibulan Mei 2012 sebesar 30% dari pencapaian laba bersih dibulan sebelumnya (April 2012).
Kenaikan laba yang diinginkan           = 30% x laba bersih bulan April 2012-04-23                                                                                      = 30% x Rp10.129.000
                                                            = Rp 3.038.700
Laba yang diharapkan pada bulan Mei 2012 adalah sebesar
Rp10.129.000 + Rp 3.038.700 = Rp 13.167.700

                                       Biaya tetap + Laba Target
Penjualan Target      = ------------------------------------
                                        Laba Kontribusi per unit

                                        Rp2.645.000+ Rp13.167.7000
                                    = ----------------------------------------
                                                    Rp 21.290            

                                            Rp15.812.700
                                    = ------------------------
                                               Rp21.290

Penjualan Target         = 742,7289807 ≈ 743 potong

Dengan proporsi penjualan :
·         Penjualan Kemeja       = 743 x 60% = 445,64 ≈ 446 potong
·         Penjualan Dress           = 743 x 40% = 297,09 ≈ 297 potong

PEMBUKTIAN
(Pembuktian dihitung dengan menggunakan hasil sebelum pembulatan)
Penjualan
·         kemeja (446* x Rp75.000)                    Rp33.422.804
·         dress    (297* x Rp50.000)                    Rp14.854.580
Total Penjualan                                                                             Rp48.277.384
Biaya Variabel
·         kemeja (446* x Rp47.100)                   Rp20.989.521
·         dress    (297* x Rp38.625)                    Rp11.475.163
Total Biaya Variabel                                                                    (Rp32.464.684)
Laba Kontribusi                                                                                  Rp15.812.700
Biaya Tetap                                                                                        (Rp  2.645.000)
Laba Bersih                                                                                         Rp13.167.700
*hasil pembulatan

Besar penambahan dari bulan April ke Mei
743 potong – 600 potong = 143 potong ( 86 potong kemeja dan 57 potong dress)

Dari perhitungan tersebut, perusahaan dapat mencapai laba yang ditargetkan yaitu sebesar 30% dari laba bersih bulan April 2012 jika perusahaan menambah hasil produksinya menjadi 743 potong pada bulan Mei 2012 dengan komposisi 446 potong kemeja dan 297 potong dress.


KESIMPULAN

1.      Pada bulan April 2012, perusahaan mencapai titik impas atau break event pada kapasitas penjualan sebesar 124 potong pakaian untuk kedua produk atau sebesar Rp 8.075.388 dengan komposisi 74 potong untuk penjualan kemeja dan 50 potong untuk penjualan dress dimana pada titik tersebut perusahaan tidak mendapatkan keuntungan maupun mengalami kerugian
2.      Batas keamanan perusahaan (MOS) adalah sebesar Rp 30.924.612 atau 79% yang berarti perusahaan boleh menurunkan produksi serta penjualannya tanpa harus mengalami kerugian. Tuasan operasi perusahaan (DOL) adalah sebesar 1, yang berarti perubahan komposisi penjualan perusahaan sebanyak 1% akan mempengaruhi laba perusahaan sebanyak 1%. Dalam hal ini perusahaan disarankan untuk menutup usahanya apabila pendapatan penjualan perusahaan berada pada titik penutupan usaha (SDP) sebesar Rp6.457.257 atau 99 potong dengan komposisi 59 potong kemeja dan 40 potong dress.
3.      Jika pada untuk bulan Mei perusahaan menargetkan laba sebesar 30% dari laba bersih bulan April maka perusahaan akan mendapatkan laba sebesar Rp13.167.700, untuk itu perusahaan harus meningkatkan produksi dan penjualan untuk kedua produk yang dihasilkan menjadi 743 potong dengan komposisi 446 potong kemeja dan 297 potong dress.

DAFTAR PUSTAKA

Armila Krisna Warindrani, 2006, Akuntansi Manajemen, Graha Ilmu, Bandung
Bastian Bustami dan Nurlela, 2006, Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut : Kajian Teori dan Aplikasi, Graha Ilmu, Bandung
_______________________, 2007, Akuntansi Biaya : Teori & Aplikasi, Graha Ilmu, Bandung
Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti,2009, Akuntansi Manajemen, Mitra Wacana Media, Jakarta
Hansen, Don R and Maryanne M. Mowen, 2009, Akuntansi Manajerial, Salemba Empat, Jakarta
Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/manajemen_keuangan_2/bab2-risiko_leverage.pdf