tugas 4 : PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN
1.
Menjelaskan bagaimana
praktek pengungkapan akuntansi dipengaruhi oleh perbedaan tata-kelola keuangan
perusahaan di suatu negara.
Perkembangan
sistem pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan sistem akuntansi.
Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan,
sistem hukum, ikatan politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat
pendidikan, budaya, dan pengaruh lainnya.
Perbedaan
nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola
perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo
Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan
perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan
cenderung tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan perlindungan
terhadap investor sangat ditekankan. Investor institusional memainkan peranan
yang semakin penting di negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan
nilai pemegang saham yang meningkat.
2.
Memahami
persoalan-persoalan penting yang mempengaruhi keputusan manajemen untuk membuat
pengungkpan keputusan.
George
P. Huber membedakan pengambilan keputusan dari penentuan pilihan (choice
making) dan dari pemecahan masalah (problem solving). Penentuan pilihan mengacu
pada seperangkat kegiatan yang sempit yang terlibat dalam pemilihan suatu
pilihan dari seperangkat pilihan alternatif. Jadi, penentuan pilihan merupakan
satu sisi dari pengambilan keputusan. Pemecahan masalah mengacu pada masalah yang
lebih luas yang terlibat dalam penemuan dan implementasi tindakan untuk
memperbaiki situasi yang tidak memuaskan. Penemuan masalah (probleim finding)
mengacu pada proses pengenalan masalah dan pengambilan keputusan untuk mencoba
memecahkan masalah tersebut. Penemuan masalah sebagai dasar bagi keputusan
manajerial yang efektif.
Dalam
pembuatan keputusan para manajer harus berhati-hati dan memilih keputusan yang
paling rasional dan paling sesuai dengan kebutuhan yang ada. Berbagai jenis keputusan
adalah sebagai berikut:
·
Keputusan terprogram/keputusan
terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram.
Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah.
Co:/ keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.
·
Keputusan setengah terprogram / setengah
terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan
rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan
membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli
sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
·
Keputusan tidak terprogram/ tidak
terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu
terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk
pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah
tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer
merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tdk terstruktur.
Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tdk
terstruktur yg jarang terjadi.
3.
Mengidentifikasi tujuan
pengungkapan akuntansi dalam pasar ekuitas.
Dalam ekonomi yang kompetitif, pengungkapan koorperasi
merupakan sarana untuk menyalurkan akuntabilitas koorperasi kepada para
penyedia modal (investor) dan untuk mepermudah alokasi sumberdaya untuk
pemanfaatan yang paling produktif.
Suatu koorperasi perlu menarik modal dalam jumlah yang sangat
besar untuk pembiayaan aktivitas produksi dan distribusi yang ekstensif. Oleh
karena itu pembiyaan internal ini sangat bergantung pada modal eksternal yang
diinvestasikan oleh para investor pada sebuah koorperasi, Sebagai timbal balik,
seorang investor memerlukan pengungkapan (tansparansi koorperasi) dimana para
investor tersebut dapat menilai kualitas saham yang mereka tanamkan.
Kaitan konseptual antara pengungkapan yang meingkat dan biaya
modal perusahaan dari teori perilaku investasi dalam kondisi ketidakpastian,
yaitu:
·
Dalam dunia
ketidakpastian, para investor memandang pengembalian dari investasi sekuritas
sebagai uang yang diterima sebagai konsekwensi kepemilikan.
·
Karena adanya
ketidakpastian pengembalian ini dipandang dalam pengertian probabilistik.
·
Para investor
menggunakan sejumlah ukuran berbeda untuk mengukur hasil yang diharapkan dari
suatu sekuritas.
·
Para investor menyukai
tingkat pengembalian yang tinggi untuk tingkat resiko tertentu atau sebaliknya.
·
Nilai sebuah sekuritas
berhubungan positif dengan aliran hasil yang diharapkan dan berhubungan
terbalik dengan resiko yang berkaitan dengan pengembalian tersebut.
·
Jadi, Pengungkapan
perusahaan akan meningkatkan distribusi probabilitas dari hasil yang diharapkan
oleh investor dengan mengurangi ketidakpastian yang berhubungan dengan
pengembalian tersebut. Sehingga akan meningkatkan performance (kinerja
perusahaan) di mata para investor sehingga memikat para investor untuk
menginvestasikan yang lebih besar pada sekuritas yang sama sehingga dapat
mengurangi biaya modal.
4.
Memahami perbedaan
mendasar praktek pengungkapan keuangan perusahaan dalam berbagai aspek.
Tingkat
pengungkapan dalam laporan keuangan merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh
penilaian (judgment) manajer. Tingkat pengungkapan yang makin mendekati
pengungkapan penuh (full disclosure) akan mengurangi asimetri informasi yang
merupakan kondisi yang dibutuhkan (necessary condition) untuk dilakukannya
manajemen laba (Trueman and Titman, 1998). Karenanya tingkat pengungkapan
memiliki hubungan negatif dengan manajemen laba. Perusahaan dengan tingkat
pengungkapan minimal cenderung melakukan manajemen laba dan sebaliknya (Lobo
and Zhou, 2001) dalam Yanivi (2003).
Dalam
Pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) nomor 1 tentang penyajian laporan
keuangan, paragraph 70 mengatakan:
“Catatan atas laporan
keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam
neraca, laporan rugi laba, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas
serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen. Catatan
atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan
untuk diungkapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta
pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian
laporan keuangan secara wajar.”
Catatan
atas laporan keuangan mengungkapkan:
a. Informasi
tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih
dan ditetapkan terhadap peristiwa dan transaksi penting.
b. Informasi
yang disajikan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
c. Informasi
tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam
rangka penyajian secara wajar.
Semakin
lengkap informsi yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan (full
disclosure) maka pembaca laporan keuangan akan semakin mengerti kinerja
keuangan perusahaan.
Kualitas Pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan
dikenal dengan berbagai konsep. Antara lain kecukupan (adequacy) (Buzby, 1975),
kelengkapan (comprehensiveness) (Barret, 1976), Informatif (informativeness)
(Alford et al., 1993), dan tepat waktu (time lines) (Courtis, 1976; Whittred,
1980). Imhoff (1992) menunjuk pada tingkat kelengkapan sebagai karakteristik
kualitas pengungkapan, sementara Singhvi dan Desai (1971) menunjuk pada
kelengkapan (completeness), akurasi (Accuracy), dan keandalan (reliability)
sebagai karakteristik kualitas pengungkapan. Indikator empiris kualitas
ungkapan tersebut berupa indeks pengungkapan (disclosure index) yang merupakan rasio
(ratio) antara jumlah elemen (item) informasi yang dipenuhi dengan jumlah
elemen yang mungkin dipenuhi. Makin tinggi angka indeks pengungkapan, maka
makin tinggi kualitas pengungkapan.
Referensi:
http://edithmarhaeni.blogspot.com/2011/03/pelaporan-dan-pengungkapan-akuntansi.html
http://febrianirika.blogspot.com/2011/04/masalah-keputusan-manajemen-dari.html
http://nelo-neloli.blogspot.com/2011/04/masalah-keputusan-manajemen-dan.html
http://whindajuli.blogspot.com/2011/04/tujuan-pengungkapan-akuntansi-dalam.html
http://andamifardela.wordpress.com/2011/04/10/aspek-pembeda-praktek-pengungkapan-keuangan-perusahaan/
tugas 5 : TRANSLASI MATA UANG ASING
1.
Membedakan translasi
dan konversi antar mata uang asing.
Translasi mata uang asing adalah
Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang
lainnya. Sedangkan konversi antar mata uang asing adalah pertukaran dari satu
mata uang ke mata uang lain secara fisik.
Perbedaannya adalah, Translasi hanyalah
perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan
dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak
ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang
terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi
dan ada transaksi terkait yang terjadi.
2.
Memahami istilah-istilah
dalam translasi mata uang asing.
·
Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang
ke dalam mata uang lain.
·
Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku
pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
·
Posisi aktiva bersih yang beresiko, merupakan
kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan
di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau
berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs
kini.
·
Kontrak pertukaran forward,merupakan suatu
perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan
menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
·
Mata uang fungsional, merupakan mata uang utama
yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya
mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu berlokasi.
·
Kurs histories, merupakan kurs nilai mata uang
asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang
asing dibeli atau terjadi.
·
Mata uang pelaporan, merupakan mata uang yang
digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
·
Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk
pertukaran mata uang dalam waktu segera.
·
Penyesuaian translasi, merupakan penyesuaian
yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional
suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
Selain
itu terdapat daftar istilah translasi mata uang asing yang diadaptasi dari PSAK
(SFAS) no.52, 1981yaitu antara lain :
Atribut,
Konversi, Kurs kini, Diskonto, Posisi aktiva bersih yang beresiko, Mata uang
asing, Laporan keuangan dalam mata uang asing, Transaksi mata uang asing,
Translasi mata uang asing, Operasi luar negri, Kontak pertukaran forward,
Mata uang fungsional, Kurs histories, Mata uang local, Pos-pos moneter, Mata
uang pelaporan, Tanggal penyelesaian, Kurs spot, Tanggal transaksi, Penyesuaian
translasi, Unit pengukuran.
3.
Mengetahui perbedaan
keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing.
Jika sudut pandang mata
uang local yang digunakan ( sudut pandang perusahaan local), masuknya
penyesuaian translasi dalam laba berjalan tidak perlu dilakukan. Memasukkan
keuntungan dan kerugian translasi dalam laba akan mendistorsikan hubungan
keuangan yang asli dan dapat menyesatkan para pengguna informasi tersebut.
Keuntungan atau kerugian translasi harus diperlakukan dari sudut pandang mata
uang local sebagai penyesuaian terhadap ekuitas pemilik.
Jika mata uang pelaporan
induk perusahaan merupakan unit pengukuran laporan keuangan yang ditranslasikan
( sudut pandang induk perusahaan ), sangat disarankan untuk mengakui keuntungan
atau kerugian translasi laba sesegera mungkin. Sudut pandang induk perusahaan
melihat anak perusahaan luar negeri sebagai perluasan dari induk perusahaannya.
Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas
investasi asing dalam mata uang domestic dan harus diakui.
4.
Menghitung
keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing.
Secara internasional, perlakuan
akuntansi terhadap penyesuaian tersebut sama banyaknya dengan prosedur
translasi mata uang asing.Pendekatan akuntansi untuk penyesuaian translasi mta
uang asing mulai dari penangguhan hingga tidak ada penangguan dengan pendekatan
hybrid pada keduanya
a. Penangguhan
Perubahan nilai ekuivalen mata uang
domestic dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan
dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari
entitas asing. Penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah
sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
b. Penangguhan
dan Amortisasi
Penangguhan keuntungan atau kerugian
translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos
neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang akan ditangguha=kandan
diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba
dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan
diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban
bunga.
c. Penangguhan
sebagian
Keuntungan dan kerugian translasi
adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi
mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini semata-mata hanya
karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
d. Tidak ada penangguhan
Mengakui keuntungan dan kerugian translasi
dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun, memasukkan keuntungan dan
kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan elemen acak ke
dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan
apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.
Keuntungan
dan kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas
investasi dalam mata uang domestic dan harus diakui.
5.
Pengaruh penggunaan berbagai
metode translasi mata uang asing terhadap laporan keuangan.
Pengaruh
penggunaan kurs nilai tukar histories dibandingkan dengan kurs nilai tukar kini
terhadap laporan keuangan ketika digunakan sebagai koofisien translasi mata
uang asing. Kurs nilai tukar histories umumnya mempertahankan biaya awal
ekuivalen dengan suatu pos dalam mata uang asing dalam laporan berdenominasi
mata uang domestic.
·
Single Rate Method
Berdasarkan
pendekatan translasi ini, laporan keuangan operasi luar negeri, yang dianggap
oleh perusahaan induk sebagai entitas yang otonom, memiliki domisili pelaporan
mereka sendiri.
·
Multiple Rate Methods
Metode-metode
kurs berganda mengkombinasikan nilai tukar berjalan dan historis dalam proses
translasi
Menurut Lorensen, cara terbaik untuk mempertahankan
basis-basis akuntansi yang digunakan untuk mengukur item-item valuta asing
adalah dengan mentranslasikan jumlah uang luar negerinya dengan kurs yang
berlaku pada tanggal pengukuran uang luar negeri berlangsung.
6. Melakukan evaluasi dan
memilih metode translasi mata uang asing terbaik sesuai kondisi usaha dan pasar
uang
·
Metode
Current/Non current
Metode ini
merupakan metode yang paling tua di antara metode konversi mata uang. Dengan
metode ini, semua asset dan kewajiban lancer dari cabang-cabang perusahaan
dikonversikan dalam mata uang Negara asal dengan kurs saat ini, yaitu kurs pada
saat neraca disusun.
·
Metode
Monetary/non monetary
Asset
moneter (terutama kas, surat-surat berharga, piutang, dan piutang jangka
panjang) dan kewajiban moneter (terutama utang lancar dan utang jangka panjang)
dikonversi pada kurs saat ini. Sedang pos-pos nonmoneter, seperti stock barang,
asset tetap, dan investasi jangka panjang, dikonversi pada kurs histories.
·
Metode
temporal
Dengan
menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi
pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode tidak mengubah atribut
suatu pos yang diukur, malainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi
saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi
pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya. Metode ini merupakan
modifikasi dari metode moneter/non moneter. Dalam
metode temporal, persediaan umumnya dikonversi dengan kurs histories, namun
bisa saja dikonversi dengan kurs saat ini apabila persediaan tersebut dicatat
dalam neraca dengan nilai pasarnya. Secara teoritis, metode temporal lebih
menekankan pada evalusai biaya (histories ataukah pasar).
·
Metode
Current rate
Metode ini
merupakan metode yang paling mudah karena semua pos neraca dan laba/rugi
dikonversi dengan kurs saat ini. Variasi dari metode ini adalah mengkonversi
semua asset dan kewajiban, kecuali asset tetap bersih yang dinyatakan dengan
kurs saat ini.
7. Memahami hubungan antara
translasi mata uang asing dengan inflasi.
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva
non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan
menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah
dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang
ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang
juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih
menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar
yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar
negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi
yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan
yang palsu atas keuntungan masa depan.
Pembebanan kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing
terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan
terhadap rasio keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan
dari masalah akuntansi untuk inflasi asing.
Referensi :
http://andamifardela.wordpress.com/2011/05/11/translasi-mata-uang-asing/
http://pojokinfo.wordpress.com/2008/03/03/translasi-valuta-asing/
http://andamifardela.wordpress.com/2011/05/11/translasi-mata-uang-asing/
tugas 6 : PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
1.
Memahami mengapa laporan keuangan memiliki potensi untuk menyesatkan selama
periode perubahan harga.
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi
awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva
yang lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba dinilai
lebih tinggi. Ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi (1) proyeksi keuangan
yang didasarkan pada data seri waktu historis, (2) anggaran yang menjadi dasar
pengukuran kinerja, dan (3) data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh
inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebih pada gilirannya
akan menyebabkan:
·
Kenaikan dalam proporsi pajak.
·
Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang
saham.
·
Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari
pada pekerja.
·
Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah
(pengenaan pajak lebih besar).
2.
Mengetahui istilah-istilah akuntansi inflasi dan memahami pengaruh
penyesuaian harga terhadap laporan keuangan.
·
Atribut.
Karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akutansi.
Contoh: biaya histories atau biaya penggantian merupaka atribut suatu aktiva
·
Penyesuaian biaya kini.
Nilai penyesuaian aktiva untuk perubahan dalam harga tertentu
·
Kekayaan yang dapat dihapuskan.
Jumlah aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik
tanpa mengurangi besar awalnya aktiva bersih
·
Mekanisme Penyesuaian.
Manfaat berupa keuntungan daya beli pemegang saham yang
berasal dari pendanaan utang dan pertanda bahwa perusahaan tidak perlu mengakui
tambahan biaya pengganti atas aktiva operasi sehubungan dengan aktiva tersebut
didanai melalui utang
·
Ekuivalen Daya Beli Umum.
Jumlah mata uang yang telah disesuaikan terhadap perubahan
dalam tingkat harga umum
·
Keuntungan
kepemilikan suatu investasi.
Kenaikan nilai
biaya kini suatu aktiva
nonmoneter
·
Hiperinflasi.
Laju inflasi yang
sangat besar terjadi pada saat tingkat harga umum dalam suatu perekonomian
meningkat sebesar lebih dari 25% pertahun
·
Inflasi.
Kenaikan dalam
tingkat harga umum seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian
·
Aktiva
moneter.
Klaim terhadap
jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti kas atau piutang usaha
·
Keuntungan
Moneter. Kenaikan dalam daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya
kewajiban moneter selama periode inflasi
·
Kewajiban
moneter.
Suatu kewajiban
untuk membayar jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti utang usaha
atau uang dengan suku bunga yang tetap
·
Kerugian
Moneter.
Penurunan dalam
daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kativa moneter selama
periode inflasi
·
Penyesuian
Modal Kerja Moneter.
Pengaruh perubahan
harga khusus terhadap
seluruh jumlah modal kerja yang digunakan oleh sutu usaha dalam menjalankan
operasinya
·
Jumlah
Nominal.
Jumlah mata uang yang belum disesuaikan
dengan perubahan harga
·
Aktiva
Nonmoneter.
Aktiva yang tidak
menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas seperti persediaan, aktiva tetap,
dan peralatan
·
Kewajiban
Nonmoneter.
Suatu utang yang
tidak mengharuskan pembayaran jumlah kas yang tetap dimasa depan, seperti uang
muka pelanggan
·
Penyesuian
Paritas.
Suatu penyesuian
yang mencerminkan perbedaan antara inflasi di Negara induk perusahaan dan
Negara tuan rumah
·
Aktiva
permanent.
Istilah di Brasil
untuk aktiva tetap, gedung, investsai, beban tangguhan, dan depresiasi
terkait serta jumlah
deplesi atau amortisasi
·
Indeks
Harga.
Suatu rasio biaya
dimana pembilang/numeratornya adalah biaya dari suatu keranjang barang dan jasa
yang representatif dalam tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah biaya
dari keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar
·
Daya
Beli.
Kemampuan umum
dari suatu unit moneter untuk memeperoleh barang dan jasa
·
Laba
Riil.
Laba bersih yang
telah disesuaikan untuk perubahan harga
·
Biaya
penggantian.
Biaya kini untuk
mengganti potensi jasa suatu aktiva dalam keadaan normal usaha
·
Mata
uang pelaporan.
Mata uang yang
digunakan suatu perusahaan dalam menyusun laporan keuangan
·
Metode nyatakan kembali-translasikan.
Digunakan pada saat suatu induk perusahaan mengkonsolidasikan
akun-akun anak perusahaan luar negeri yang berlokasi disebuah lingkungan
berinflasi
·
Perubahan Harga Khusus.
Perubahan dalam harga untuk komoditas khusus seperti
persediaan atau peralatan
·
Metode translasikan-nyatakan kembali.
Suatu metode konsolidasi pertama-tama dengan mentranlasikan
akun-akun laporan keuangan anak perusahaan luar negeri kedalam mata uang induk
perusahaan dan kemudian dinyatakan kembali jumlah yang ditanslasikan terhadap
inflasi induk perusahaan
3.
Menentukan perbedaan model akuntansi biaya terkini dan konvensional
Secara umum, dalam akuntansi konvensional, laporan
keuangan disajikan berdasarkan nilai historis yang mengasumsikan bahwa
hargaharga (unit moneter) adalah stabil. Akuntansi konvensional tidak mengakui adanya
perubahan tingkat harga umum maupun perubahan tingkat harga khusus. Sebagai
konsekuensinya, jika terjadi perubahan daya beli seperti pada periode inflasi,
maka laporan keuangan historis secara ekonomis tidaklah relevan. Pada periode
ini pendapatan umumnya dinilai lebih tinggi sedangkan aktiva tetap dinilai
lebih rendah. Sebenarnya, terdapat beberapa metode akuntansi mengenai pengaruh
perubahan harga, antara lain akuntansi harga tetap, akuntansi nilai sekarang,
dan akuntansi tingkat harga umum. Akuntansi tingkat harga umum akan mengadakan restatement komponen-komponen laporan keuangan
ke dalam rupiah pada tingkat daya beli yang sama, namun sama sekali tidak
mengubah prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi berdasarkan
nilai historis.Pada prakteknya, kontroversi yang menyangkut relevansi
penggunaan akuntansi tingkat harga umum masih berlanjut hingga saat ini.
Beberapa argumentasi yang mendukung maupun menolak penerapan akuntansi tingkat
harga umum akan disajikan dalam artikel ini. Demikian juga hasil dari dua
penelitian mengenai pengaruh penerapan akuntansi tingkat harga umum terhadap
laporan keuangan akan diperbandingkan guna melihat apakah penyesuaian
berdasarkan akuntansi tingkat harga umum memang diperlukan.
4.
Menjelaskan perbedaan akuntansi inflasi di AS, Inggris, dan Brasil.
Di AS, keuntungan dan
kerugian dari item-item moneter ditentukan dengan me restate, ke dalam dolar
konstan, saldo awal dan akhir dari, atau transaksi dalam, semua aset-aset dan
kewajiban moneter (termasuk hutang jangka panjang). Hasilnya dimaksudkan untuk
menyediakan basis yang berguna untuk menilai kinerja perusahaan dalam
mempertahankan daya beli umum dari para investor (FAS No 89, paragraf 65-66).
Keuntungan atau kerugian tersebut tidak dimasukkan dalam laba tetapi
diungkapkan dalam item terpisah yang berdiri sendiri. Perlakuan ini menyiratkan
bahwa FASB memandang keuntungan dan kerugian dalam iem-item moneter berbeda
sifatnya dengan laba-laba lain.
Di Inggris, keuntungan dan
kerugian atas item-item moneter dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan
geraing adjustment. Kedua jumlah tersebut berkaitan dengan perubahan tingkat
harga berikut diberikan (SSAP NO. 16 paragraf 11-13)/ ketika penjualan
dilakukan secara kredit, perusahaan sebebnarnya mengikat modal kerja (dalam
arti, perusahaan membiayai perubahan-perubahan keuangan dalam replacement cost
dari persediaannya) sampai piutang yang terkait ditagih. Sebaliknya, ketika
persediaan dan perlengkapan lain dibeli secara kredit, perubahan-perubahan
harga spesifik yang berkaitan dengan item-item ini pada dasarnya dibiayai oleh
pemasok selama periode kredit. Sehingga modal kerja dari pembeli bebas untuk
digunakan bagi keperluan lain. Karena fenomena-fenomena ini sama dan dipandang
sebagai perluasan dari penyesuian penjualan biaya berjalan untuk menghasilkan
laba operasi yang telah disesuaikan.
Di Brazil, tidak menyesuaikan
aktiva lancar dan kewajiban lancar secara eksplisit karena jumlah-jumlah ini
diekspresikan dalam nilai berjalan. Penyesuaian yang timbul dari menghitung
nilai bersih aset-aset permanen dan modal yang telah disesuaikan dengan tingkat
harga mewakili keuntungan atau kerugian daya beli umum dalam membiayai modal
kerja dengan hutang atau modal. Penyesuaian aset permanen yang melebihi
penyesuaian modal mencerminkan porsi aset permanen yang dibiayai dengan hutang,
sehingga menghasilkan keuntungan daya beli. Sebaliknya, penyesuaian modal yang
lebih besar daripada penyesuaian aset permanen menunjukkan porsi modal kerja
yang dibiayai oleh modal. Bagi porsi modal ini diakui adanya kerugian daya beli
selama periode inflasi.
5. Memahami pelaporan keuangan
dalam perekonomian hiperinflasi.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 63: Pelaporan Keuangan dalam
EkonomiHiperinflasi terdiri dari paragraf 1 – 40. Seluruh paragraf tersebut
memiliki kekuatan mengaturyang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal
dan miring mengatur prinsip-prinsip utama.
PSAK 63 harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan memberikan
dasar memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan yang
eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak
material.
6. Mengetahui apakah dolar
konstan atau biaya kini lebih baik untuk mengukur pengaruh inflasi.
isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu, yaitu :
1. Apakah dolar konstan atau biaya kini
yang lebih mengukur pengaruh inflasi.
2. Perlakuan akuntansi terhadap
keuntungan dan kerugian inflasi.
3. Akuntansi inflasi luar negeri.
4. Menghindari fenomena kejatuhan ganda.
7.
Definisi penurunan ganda (double dip)
dan menjelaskan cara penangannya.
Pada saat me-restate perkiraan-perkiraan luar negeri untuk
memperhitungkan inflasi luar negeri, kehati-hatian harus dijaga untuk mencegah
fenomena “double-dip”. Masalah ini timbul dari fakta bahwa inflasi lokal
memberi dampak langsung pada kurs yang digunakan dalam proses translasi.
Walaupun ahli ekonomi umumnya mengasumsikan suatu hubungan terbalik antara laju
inflasi internal suatu negara dengan nilai eksternal valutanya., bukti-bukti
memperlihatkan bahwa hubungan seperti ini jarang terjadi, paling tidak dalam
jangka pendek. Oleh karenanya, besarnya penyesuaian yang dilakukan untuk
menghilangkan fenomena perhitungan-ganda akan bervariasi tergantung pada kadar
korelasi negatif antara kurs dengan perbedan inflasi.
Referensi
:
http://ninisug.blogspot.com/2011/05/nama-niswatun-amaro-npm-20207788-kelas.html
http://putr1wul4nd4r1.blogspot.com/2013_04_01_archive.html
http://achie-achieblog.blogspot.com/2011/04/perbedaan-model-biaya-akuntansi-terkini.html
http://tiararachmanputriduano.blogspot.com/2011/05/perbedaan-akuntansi-inflasi-di-as.html